Sabtu, 29 Maret 2014

Surah Al Jumu'ah: 9-11



Surah Al Jumu'ah: 9
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (9) فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (10) وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (11)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(QS. 62:9)
Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.(QS. 62:10)
Dan apabila melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah:` Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan `, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki.(QS. 62:11)


Asbabun Nuzul
Di dalam suatu hadis diriwayatkan oleh Jabir disebutkan sebagai berikut:
بينما النبي صلى الله عليه وسلم يخطب يوم الجمعة قائما إذ قدمت عير فابتدرها أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى لم يبق إلا اثنا عشر رجلا أنا فيهم وأبو بكر وعمر فأنزل الله تعالى: وإذا رأوا تجارة أو لهوا إلى آخر السورة
Artinya: ketika Rasulullah Saw berkhutbah pada hari Jumat, tiba-tiba datanglah rombongan unta (pembawa dagangan), maka cepat-cepatlah sahabat Rasulullah Swt. mengunjunginya sehingga tidak tersisa lagi  (sahabat yang mendengarkan khutbah) kecuali 12 orang. Yaitu Saya (Jabir), Abu Bakar dan Umar termasuk mereka yang tinggal. Maka Allah Swt. pun menurunkan ayat: wa iza ra'au tijaratan au lahwan sampai akhir surat.
 (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan Turmuzi dari Jabir bin Abdullah)

Tafsir Mufradat
·         نودي للصلاة        :  yang dimaksud dengan nuudiya lis sholat di sini adalah adzan (panggilan/ seruan) di mana khotib telah duduk di atas mimbar, karena di masa Rasulullah tidak ada adzan selain itu. Atau bisa juga berarti adzan yang kedua yakni sejak masa khalifah Utsman bin Affan sampai zaman kita sekarang, beliau menambahkan adzan menjadi dua kali karena banyaknya manusia yang masih berada di luar mesjid ketika itu
·         فاسعوا               : berarti famsyuu (berjalanlah kalian)
·         فانتشروا             : menyebarlah
·         من فضل الله         : yang dimaksud dengan karunia Allah adalah rezki yang Allah karuniakan


Tafsir ayat/ kandungan
Pada ayat ke-9 dari suruh al-Jum’ah ini Allah SWT menerangkan bahwa apabila muazin mengumandangkan adzan pada hari Jumat, maka hendaklah kita meninggalkan perniagaan dan segala usaha dunia serta bersegera ke mesjid untuk mendengarkan khutbah dan melaksanakan sholat Jumat, dengan cara yang wajar, tidak berlari-lari, tetapi berjalan dengan tenang sampai ke mesjid, sebagaimana sabda Nabi SAW.
إذا أقيمت الصلاة فلا تأتوها وأنتم تسعون وأتوها وأنتم تمشون وعليكم السكينة والوقار فما أدركتم فصلوا وما فاتكم فأتموا
 Artinya: Apabila sholat telah diiqamatkan janganlah kamu mendatanginya dalam keadaan tergesa-gesa, tetapi datangilah dalam keadaan berjalan biasa penuh ketenangan dan rasa mengagungkan-Nya. Apa yang engkau capai (dalam sholat jemaah) kerjakanlah dan apa yang luput dari kamu sempurnakanlah sendiri.  
(H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Cara yang demikian itu seandainya seseorang mengetahui betapa besar pahala yang akan diperoleh orang yang mengerjakan sholat Jumat dengan baik, maka melaksanakan perintah itu (memenuhi panggilan sholat dan meninggalkan jual beli) adalah lebih baik dari pada tetap di tempat melaksanakan jual beli dan meneruskan usaha untuk memperoleh keuntungan dunia, sebagaimana firman Allah SWT:
 والآخرة خير وأبقى
Artinya: Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
(Q.S Al A'la: 17)
Sementara pada ayat ke-10, Allah SWT menerangkan bahwa setelah selesai melakukan sholat Jumat boleh bertebaran di muka bumi melaksanakan urusan duniawi, berusaha mencari rezeki yang halal, sesudah menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat. Hendaklah mengingat Allah sebanyak-banyaknya di dalam mengerjakan usahanya dengan menghindarkan diri dari kecurangan, penyelewengan dan lain-lainnya, karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, yang tersembunyi apalagi yang nampak nyata, sebagaimana firman Allah SWT:
عالم الغيب والشهادة العزيز الحكيم
 Artinya: Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S At Taghabun: 18)
Dengan demikian tercapailah kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat. Dianjurkan kepada siapa yang telah selesai salal Jumat, berdoa dengan doa ini:
اللهم إني أجبت دعوتك وصليت فريضتك وانتشرت كما أمرتني فارزقني من فضلك وأنت خير الرازقين
Artinya: "Ya Allah! Sesungguhnya saya telah mengerjakan panggilan-Mu, dan saya telah melaksanakan sholat Jumat yang Engkau wajibkan, dan saya telah bertebaran (di muka bumi) sebagaimana Engkau perintahkan kepadaku maka berilah saya rezeki dari karunia-Mu dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki".
Dan pada ayat ke-11 di atas, Allah SWT mencela perbuatan orang-orang mukmin yang pada waktu rombongan unta kafilah dagang tiba dan diadakan penyambutan beramai-ramai, mereka pergi menjemputnya dan meninggalkan Nabi SAW. dalam keadaan berdiri berkhutbah. Ayat ini ada hubungannya dengan peristiwa waktu Dihyah Al Kalby tiba dari Syam (Suriah), bersama rombongan untanya membawa barang dagangannya seperti tepung, gandum, minyak dan lain-lainnya. Sebagai kebiasaan apabila rombongan unta dagangan tiba, wanita-wanita muda keluar menyambutnya dengan menabuh gendang, sebagai pemberitahuan atas kedatangan rombongan itu, supaya orang-orang datang berbelanja membeli barang dagangan yang dibawanya.
Selanjutnya Allah SWT memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan kekeliruan perbuatan mereka dengan menegaskan bahwa apa yang di sisi Allah yang bermanfaat bagi akhirat jauh lebih baik daripada keuntungan dan kesenangan dunia yang diperolehnya, karena kebahagiaan akhirat itu kekal, sedangkan keuntungan dunia akan lenyap.
Ayat 11 ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah itu sebaik-baik pemberi rezeki. Oleh karena itu kepada-Nyalah harus kita arahkan segala usaha dan ikhtiar untuk memperoleh rezeki yang halal mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya dan rida-Nya.

Kesimpulan
            Setidaknya ada tiga poin penting yang bisa kita ambil dari tiga ayat di atas; pertama, dorongan untuk bersegera memenuhi panggilan Allah yang menyeru kepada sholat jum’at di ketika seruan pertama dan imam di atas mimbar, dan meninggalkan segala bentuk perniagaan atau pekerjaan apa pun jua. Dan lebih baik lagi jika hal tersebut dapat dilakukan –datang ke mesjid- sebelum adzan tiba. Kedua, perintah untuk mencari karunia yang berupa rezki dari Allah di persada bumi ini setelah melaksanakan segala kewajiban-kewajibannya yang terutama adalah sholat. Ketiga, sebuah teguran keras dari Allah kepada sahabat-sahabat Nabi yang meninggalkan beliau dan menyongsong kedatangan kabilah para pedang yang dating membawa aneka barang dagangan, padahal ketika itu beliau sedang berkhotbah untuk sholat jum’at.

9 komentar:

  1. postingan yang sangat berguna i like it

    BalasHapus
  2. senang membacanya surah ini, rezeki ditangan Alloh sebaik baik pemberi rizki adalah Alloh SWT

    BalasHapus
  3. Bagus bang., tapi lebih bagus lagi di sertakan fodnote.,:-)

    BalasHapus
  4. Bagus bang., tapi lebih bagus lagi di sertakan fodnote.,:-)

    BalasHapus
  5. Maaf saya hanya mengingatkan , di bagian arti hadis pada asbabun nuzul nya ada kesalahan penulisan. "maka cepat-cepatlah sahabat Rasulullah Swt" yang seharusnya Rasulullah SAW :)

    BalasHapus
  6. trimaksih sangat membantu,semoga ilmunya bermanfaat,amin amin amin ya rabbal alamin

    BalasHapus
  7. Masih menjadi pertanyaan, jika ayat 9 merupakan dasar perintah shalat Jum'at seharusnya ada sejarahnya. Asbabun nuzul yg disebutkan lebih ke ayat ke 11... Sedangkan ayat 9 dan 10 yang katanya perintah awal sholat Jumat tidak ada atau belum ditemukan asbabun nuzulnya, ayat ke 11 diturunkan setelah ada kejadian jamaah meninggalkan khutbah rasulullah (yang mana menyebabkan urutannya dibalik dari sholat-khutbah (seperti sholat ied lainnya) menjadi khutbah-sholat seperti yg kita kenal sekarang,) kesimpulan

    1. Jika asbabun nuzul tersebut untuk ayat ke 9 dan 10 maka TIDAK ADA dalil perintah awal sholat Jum'at, karena ayat turun tapi ibadah sudah dilaksanakan, jadi darimana perintah sholat Jumat awalnya

    2. Jika bukan untuk ayat ke 9 dan 10 nah ini baru bisa dijadikan hujjah bahwa perintah sholat Jumat ada di ayat 9 karena asbabun nuzul untuk ayat ke 11

    3. Meskipun demikian pertanyaan tentang perintah awal sholat Jumat masih belum jelas (perintah awal perintah awal perintah awal, bukan perintah yg sudah ada)

    BalasHapus
  8. Memang butuh penjelasan lebih lanjut tentang perintah shalat utama Jum'at ini, syukran

    BalasHapus