Selasa, 20 Mei 2014

Allah Maha Segala-galanya



Sebenarnya Allah tidak mempunyai alasan untuk memasukkan hamba-Nya ke dalam surga atau neraka. Karena bagi Allah ta’at dan durhakanya seorang hamba, itu sama sekali tidak menambah atau pun mengurangi keagungan dan kebesaran-Nya. Allah yang selama ini kau kenal sebagai Tuhan semesta alam atau Tuhan langit dan bumi, Ia memiliki keagungan dan kebesaran yang tiada tandingannya. Bahkan keagungan dan kebesaran Allah itu melebihi dari apa yang kau kira selama ini.
Allah Mahakaya, Mahakuasa, Maha Berkehendak, dan Maha Segala-galanya. Kekayaan, kekuasaan, kehendak, dan semua yang dinisbahkan kepada Allah sama sekali tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Maka dari itu, kapan pun dan di mana pun kau meminta dan memohon, jika Allah menghendaki untuk mengabulkannya maka tidak ada yang mustahil bagi-Nya, meskipun yang kau minta itu mustahil terjadi menurut akal sehatmu.

Kiranya patut untuk direnungkan bersama tentang dimasukkannya ke dalam api nereka seorang perempuan yang telah mengikat kucingnya dan tiada memberinya makan sampai kucing itu menumui ajalnya. Begitu pula tentang seorang Abid yang hampir seluruh hidupnya dihabiskan hanya untuk ibadah dan mengabdi ke pada Allah, tapi sayang saat kematian menghampirinya ia malah bertekuk lutut dan tunduk kepada Syetan la’natullah ‘alaih. Dengan demikian ia harus meretapi nasibnya sebagai seorang yang mati dalam keadaan su’ul khotimah. Dan sebaliknya perlu pula untuk direnungkan bersama, bagaimana Allah memasukkan hambanya yang penuh dosa, yakni seorang pelacur kelas kakap ia di masukkan kedalam surga hanya dengan seterumpah air yang ia berikan kepada seekor anjing yang sekarat di tengah gurun sahara. Setetes kasih sayang yang Allah taruh ke dalam hati hamba-Nya yang pelacur ini, telah mampu membuatnya terenyuh dan mengenyampingkan keinginannya untuk hidup, dan memberikannya kepada seekor anjing. Dengan perantaraan itulah Allah masukkan ia ke dalam surga-Nya. Maha suci Allah dari segala sesuatu.
Setelah mengetahui bahwa Allah Swt. itu Maha segala-galanya, masihkah kita sebagai hamba-Nya ini ingin menyombongkan diri baik kepada makhluknya yang berkebangsan hewan, alam, tumbuh-tumbuhan, lebih-lebih manusia. Yang pada hakikatnya setiap manusia di sisi Tuhannya sama, hanya derajat ketaqwaan mereka sajalah yang akan membedakan mereka. Sungguh tidak ada alasan bagi seseorang untuk menyombongkan diri, karena kesombongan hanyalah pakaian Allah semata. Tugas seorang hamba seperti kita hanyalah menyembah dan mematuhi segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya, tiada yang lain.
Perlu kiranya untuk disadari, bahwa sebenarnya, kekuatan, kehebatan, dan bahkan kebaikan yang kita kerjakan sekalipun, itu sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rohmat dan kasih sayang-Nya Allah Swt. kepada hamba-hamba-Nya dan makhluk seluruhnya. Terlalu naïf rasanya jika seseorang mengakui, ia dimuliakan karena ilmu atau amal maupun pekerjaan sholeh lainnya yang pernah ia kerjakan, atau ia disegani karena kehebatan, kewibawaan, maupun kejagoan yang ada pada dirinya. Atau sebaliknya, terlalu sombong jika ada orang yang membenci atau menghinakan orang lain karena perbuatan jahat orang tersebut, atau karena rendahnya derajat orang tersebut dihadapan manusia. Karena pada dasarnya semua yang dimiliki, entah itu berupa kemulian, kekayaan, kewibawaan, pangkat yang tinggi, wajah yang menawan, atau yang lainnya, itu semua adalah pemberian Allah Swt. semata, bukan milik kita. Maka tugas seorang yang telah dianugrahkan oleh Allah dengan anugrah tersebut adalah mensyukuri semua itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar