Surah
Al Jumu'ah: 9
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ
وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (9) فَإِذَا
قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (10) وَإِذَا
رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ
مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ
الرَّازِقِينَ (11)
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum`at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian
itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(QS. 62:9)
Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu
di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya
supaya kamu beruntung.(QS. 62:10)
Dan apabila melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar
untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah).
Katakanlah:` Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan
perniagaan `, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki.(QS. 62:11)
Asbabun
Nuzul
Di dalam suatu hadis diriwayatkan oleh Jabir disebutkan
sebagai berikut:
بينما النبي صلى الله عليه وسلم يخطب
يوم الجمعة قائما إذ قدمت عير فابتدرها أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى لم
يبق إلا اثنا عشر رجلا أنا فيهم وأبو بكر وعمر فأنزل الله تعالى: وإذا رأوا تجارة
أو لهوا إلى آخر السورة
Artinya: ketika
Rasulullah Saw berkhutbah pada hari Jumat, tiba-tiba datanglah rombongan unta
(pembawa dagangan), maka cepat-cepatlah sahabat Rasulullah Swt. mengunjunginya
sehingga tidak tersisa lagi (sahabat
yang mendengarkan khutbah) kecuali 12 orang. Yaitu Saya (Jabir), Abu Bakar dan
Umar termasuk mereka yang tinggal. Maka Allah Swt. pun menurunkan ayat: wa iza
ra'au tijaratan au lahwan sampai akhir surat.
(HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad dan Turmuzi dari Jabir bin Abdullah)
Tafsir
Mufradat
·
نودي للصلاة : yang dimaksud dengan nuudiya lis sholat di
sini adalah adzan (panggilan/ seruan) di mana khotib telah duduk di atas
mimbar, karena di masa Rasulullah tidak ada adzan selain itu. Atau bisa juga
berarti adzan yang kedua yakni sejak masa khalifah Utsman bin Affan sampai
zaman kita sekarang, beliau menambahkan adzan menjadi dua kali karena banyaknya
manusia yang masih berada di luar mesjid ketika itu
·
فاسعوا : berarti famsyuu
(berjalanlah kalian)
·
فانتشروا : menyebarlah
·
من فضل الله : yang dimaksud
dengan karunia Allah adalah rezki yang Allah karuniakan
Tafsir
ayat/ kandungan
Pada ayat ke-9 dari suruh al-Jum’ah ini Allah SWT
menerangkan bahwa apabila muazin mengumandangkan adzan pada hari Jumat, maka
hendaklah kita meninggalkan perniagaan dan segala usaha dunia serta bersegera
ke mesjid untuk mendengarkan khutbah dan melaksanakan sholat Jumat, dengan cara
yang wajar, tidak berlari-lari, tetapi berjalan dengan tenang sampai ke mesjid,
sebagaimana sabda Nabi SAW.
إذا أقيمت الصلاة فلا تأتوها وأنتم
تسعون وأتوها وأنتم تمشون وعليكم السكينة والوقار فما أدركتم فصلوا وما فاتكم
فأتموا
Artinya: Apabila sholat telah diiqamatkan janganlah kamu
mendatanginya dalam keadaan tergesa-gesa, tetapi datangilah dalam keadaan
berjalan biasa penuh ketenangan dan rasa mengagungkan-Nya. Apa yang engkau
capai (dalam sholat jemaah) kerjakanlah dan apa yang luput dari kamu sempurnakanlah
sendiri.
(H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Cara yang demikian itu seandainya seseorang mengetahui
betapa besar pahala yang akan diperoleh orang yang mengerjakan sholat Jumat
dengan baik, maka melaksanakan perintah itu (memenuhi panggilan sholat dan
meninggalkan jual beli) adalah lebih baik dari pada tetap di tempat
melaksanakan jual beli dan meneruskan usaha untuk memperoleh keuntungan dunia,
sebagaimana firman Allah SWT:
والآخرة خير وأبقى
Artinya: Sedang
kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
(Q.S Al A'la: 17)
Sementara pada ayat ke-10, Allah SWT menerangkan bahwa
setelah selesai melakukan sholat Jumat boleh bertebaran di muka bumi
melaksanakan urusan duniawi, berusaha mencari rezeki yang halal, sesudah
menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat. Hendaklah mengingat Allah
sebanyak-banyaknya di dalam mengerjakan usahanya dengan menghindarkan diri dari
kecurangan, penyelewengan dan lain-lainnya, karena Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu, yang tersembunyi apalagi yang nampak nyata, sebagaimana firman Allah
SWT:
عالم
الغيب والشهادة العزيز الحكيم
Artinya: Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S At Taghabun: 18)
Dengan demikian tercapailah kebahagiaan dan keberuntungan di
dunia dan di akhirat. Dianjurkan kepada siapa yang telah selesai salal Jumat,
berdoa dengan doa ini:
اللهم
إني أجبت دعوتك وصليت فريضتك وانتشرت كما أمرتني فارزقني من فضلك وأنت خير
الرازقين
Artinya: "Ya
Allah! Sesungguhnya saya telah mengerjakan panggilan-Mu, dan saya telah
melaksanakan sholat Jumat yang Engkau wajibkan, dan saya telah bertebaran (di
muka bumi) sebagaimana Engkau perintahkan kepadaku maka berilah saya rezeki
dari karunia-Mu dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki".
Dan pada ayat ke-11 di atas, Allah SWT mencela perbuatan
orang-orang mukmin yang pada waktu rombongan unta kafilah dagang tiba dan
diadakan penyambutan beramai-ramai, mereka pergi menjemputnya dan meninggalkan
Nabi SAW. dalam keadaan berdiri berkhutbah. Ayat ini ada hubungannya dengan
peristiwa waktu Dihyah Al Kalby tiba dari Syam (Suriah), bersama rombongan
untanya membawa barang dagangannya seperti tepung, gandum, minyak dan
lain-lainnya. Sebagai kebiasaan apabila rombongan unta dagangan tiba,
wanita-wanita muda keluar menyambutnya dengan menabuh gendang, sebagai pemberitahuan
atas kedatangan rombongan itu, supaya orang-orang datang berbelanja membeli
barang dagangan yang dibawanya.
Selanjutnya Allah SWT memerintahkan Nabi-Nya supaya
menyampaikan kekeliruan perbuatan mereka dengan menegaskan bahwa apa yang di
sisi Allah yang bermanfaat bagi akhirat jauh lebih baik daripada keuntungan dan
kesenangan dunia yang diperolehnya, karena kebahagiaan akhirat itu kekal,
sedangkan keuntungan dunia akan lenyap.
Ayat 11 ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah itu
sebaik-baik pemberi rezeki. Oleh karena itu kepada-Nyalah harus kita arahkan
segala usaha dan ikhtiar untuk memperoleh rezeki yang halal mengikuti
petunjuk-petunjuk-Nya dan rida-Nya.
Kesimpulan
Setidaknya
ada tiga poin penting yang bisa kita ambil dari tiga ayat di atas; pertama, dorongan
untuk bersegera memenuhi panggilan Allah yang menyeru kepada sholat jum’at di
ketika seruan pertama dan imam di atas mimbar, dan meninggalkan segala bentuk
perniagaan atau pekerjaan apa pun jua. Dan lebih baik lagi jika hal tersebut
dapat dilakukan –datang ke mesjid- sebelum adzan tiba. Kedua, perintah
untuk mencari karunia yang berupa rezki dari Allah di persada bumi ini setelah
melaksanakan segala kewajiban-kewajibannya yang terutama adalah sholat. Ketiga,
sebuah teguran keras dari Allah kepada sahabat-sahabat Nabi yang meninggalkan
beliau dan menyongsong kedatangan kabilah para pedang yang dating membawa aneka
barang dagangan, padahal ketika itu beliau sedang berkhotbah untuk sholat
jum’at.
postingan yang sangat berguna i like it
BalasHapussenang membacanya surah ini, rezeki ditangan Alloh sebaik baik pemberi rizki adalah Alloh SWT
BalasHapusBagus bang., tapi lebih bagus lagi di sertakan fodnote.,:-)
BalasHapusBagus bang., tapi lebih bagus lagi di sertakan fodnote.,:-)
BalasHapusMaaf saya hanya mengingatkan , di bagian arti hadis pada asbabun nuzul nya ada kesalahan penulisan. "maka cepat-cepatlah sahabat Rasulullah Swt" yang seharusnya Rasulullah SAW :)
BalasHapustrimaksih sangat membantu,semoga ilmunya bermanfaat,amin amin amin ya rabbal alamin
BalasHapusAlhamdulillah
BalasHapusMasih menjadi pertanyaan, jika ayat 9 merupakan dasar perintah shalat Jum'at seharusnya ada sejarahnya. Asbabun nuzul yg disebutkan lebih ke ayat ke 11... Sedangkan ayat 9 dan 10 yang katanya perintah awal sholat Jumat tidak ada atau belum ditemukan asbabun nuzulnya, ayat ke 11 diturunkan setelah ada kejadian jamaah meninggalkan khutbah rasulullah (yang mana menyebabkan urutannya dibalik dari sholat-khutbah (seperti sholat ied lainnya) menjadi khutbah-sholat seperti yg kita kenal sekarang,) kesimpulan
BalasHapus1. Jika asbabun nuzul tersebut untuk ayat ke 9 dan 10 maka TIDAK ADA dalil perintah awal sholat Jum'at, karena ayat turun tapi ibadah sudah dilaksanakan, jadi darimana perintah sholat Jumat awalnya
2. Jika bukan untuk ayat ke 9 dan 10 nah ini baru bisa dijadikan hujjah bahwa perintah sholat Jumat ada di ayat 9 karena asbabun nuzul untuk ayat ke 11
3. Meskipun demikian pertanyaan tentang perintah awal sholat Jumat masih belum jelas (perintah awal perintah awal perintah awal, bukan perintah yg sudah ada)
Memang butuh penjelasan lebih lanjut tentang perintah shalat utama Jum'at ini, syukran
BalasHapus