Zuhdu dan Zhiena hanyalah tokoh fiksi dalam alam hayal Hadza
Zuhduna, dari dua nama ini Zuhdu ingin menyampaikan sebuah pesan moral untuk
orang tua, pemuda-pemudi, remaja putra dan putri untuk tidak tenggelam dan
larut dalam cinta buta sepasang kekasih yang akan melupakan kebesaran dan
keagungan cinta Allah dan ketulusan cinta Sang Nabi pada ummatnya serta ketiada
batasan cinta orang tua pada buah hatinya.
Pesan-pesan moral dalam menggapai mahligai cinta yang sesungguhnya
semoga bisa Zuhdu sampaikan melalui goresan singkat di atas lembaran-lembaran
kertas putih ini. Yang pada dasarnya zuhdu bukanlah seorang penulis, namun apalah
artinya Zuhdu hidup tanpa melahirkan sebuah karya yang bisa dibaca oleh
khalayak ramai. Harapan besar Zuhdu pada tulisan ini, semoga ia menjadi bahan
evaluasi Zuhdu untuk mengoreksi diri sendiri dan bisa menjadi bahan perenungan
untuk para pemuda dan remaja atau siapa saja yang sedang dimabuk cinta.
Bukan dunia yang menjadi tujuan akhir dari sebuah kehidupan tetapi
perjumpaan dengan Sang Mahacinta-lah yang akan menjalin kebahagiaan, puncak
dari segenap ketaqwaan, dan ghoyah dari segala angan-angan bagi mereka yang
mempercayai akan kebesaran Sang Mahacinta. Dengan selalu mengharap bimbingan ilahiyah
‘ala manhajin Nubuwwah dibuka dengan ketulusan niat lillahi ta’ala dan
mengharap ridho-Nya jua Zuhdu memulai segenap kata dan kalimat dengan asma-Mu
Ya Robb….. Bismillahirrohmanirrohim…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar