Berhijab, berjilbab, atau berniqab. tiga kata ini masing-masing punya arti yang berbeda dan diterangkan dengan gamblang dan jelas di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits. tapi sayang belakangan ini, tiga kata itu sering kali tidak dipahami dengan baik (maaf) oleh kebanyakan akhwat muslimah. dan ironinya hijab, jilbab, ataupun niqab zaman sekarang, lebih dijadikan sebagai ajang kebaggaan. entah kebanggaan golongan, pribadi, perorangan atau yang lainnya. yang jelas saya melihat hijab zaman sekarang sangan jauh sekali dari (dzalikum athharu li qulubikum wa qulubihinna) lebih-lebih jilbab (dzalika adna an yu'rafna falaa yu'dzaina) tidak mudah dikenal dan tidak mudah disakiti, begitulah kira-kira. sampai saat ini saya masih sulit memahami bentuk modelnya jilbab para akhwat, sebab yang sering saya temukan jilbabnya para akhwat seringkali mempertontonkan gaya hidupnya, sehingga jilbab sering kali dipakai dan dibuat menurut keinginan dan selera masing-masing, sementara tuntunan Al-Qur'an dan syari'at dikebelakangkan.
lekuk tubuh wanita itu berharga dan mulia..!!!
itulah sebabnya sayyidah Fatimah Az-Zahro meneteskan air mata dan menangis tersedu-sedu saat jenazah seseorang diusung melewati depan rumahnya. sampai-sampai Sayyidah Asma radiallahu'anha panik dan bertanya,
“Wahai putri Rasulullah, kenapa engkau menangis melihat jenazah itu? Ada apa dengan jenazah itu?”
Sayyidah Fatimah radiallahu'anha menjawab,
"Setiap orang yang mati akan dibungkus dengan kain kafan yang rapat lalu akan di bawa ke lokasi pemakaman dengan di panggul oleh orang-orang yang membawanya?”
(Dahulu sebelum adanya keranda mayat jika ada orang meninggal maka di saat di bawa ke kubur janazah di panggul di atas pundak orang-orang yang membawanya)
Sayyyidah Asma radiallahu'anha menjawab,
“Tentu wahai putri Rasulullah?"
Kemudian Sayyidah Fatimah radiallahu'anha melanjutkan,
”Dan akupun kelak akan di bawa ke kubur seperti itu?”
Sayyidah Asma radiallahu'anha menjawab,
“Benar wahai putri Rasulullah.”
Lalu Sayyidah Fatimah radiallahu'anha melanjutkan
”Itulah yang menjadikan aku menangis, sungguh aku sangat malu jika nanti aku meninggal, kemudian di bungkus kain kafan dengan rapat lalu di angkat di atas punggung orang-orang yang membawaku ke kubur, sementara orang yang mengiring jenazahku akan melihatku, sungguh aku sangat malu karena saat itu mereka akan melihat lekuk-lekuk tubuhku.”
Mendengar ungkapan Sayyidah Fatimah radiallahu'anha ini Sayyidah Asma radiallahu'anha berkata,
”Wahai putri Rasulullah, di saat aku ke negeri Habasyah aku melihat jenazah yang dibawa ke kubur, jenazah diletakkan di sebuah tempat yang disebut keranda, aku pikir itu bisa menutupi pandangan orang dari melihat lekuk tubuh jenazah yang dibawa.”
Mendengar cerita Sayyidah Asma radiallahu'anha ini tiba-tiba tangis Sayyidah Fatimah radiallahu'anha terhenti, dan wajah beliau berubah berseri-seri sambil berkata,
”Wahai Asma sungguh aku berwasiat, jika aku mati nanti tolong buatkan aku keranda mayat seperti yang engkau ceritakan agar lekuk tubuhku tidak terlihat saat di bawa ke kuburan.”
Dan benar setelah Sayyidah Fatimah radiallahu'anha meninggal, maka dibuatlah keranda mayat untuknya.
di_24/01/15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar